专业歌曲搜索

Perayaan Patah Hati - For Revenge/Wira Nagara.lrc

LRC歌词下载
[00:00.000] 作词 : Moch Boniex Nurwega/Wira Setianagara
[00:01.000] 作曲 : Moch Boniex Nurwega/Wira Setianagara
[00:16.890] Telah meranggas sekujur badan setelah kau tinggalkan, tak tersisa
[00:24.350] Ditelantarkannya mimpi dan rencana ke sepanjang jalan yang tak dilalui lagi berdua
[00:29.960] Dengan sesal yang masih menghias pusara
[00:33.410] Pemakaman jiwa yang pernah kau hidupkan
[00:35.980] Sekumpulan kecewa dari hal-hal yang kita janjikan
[00:39.470] Musnah
[00:41.290] Terukir dalam batin yang mengais hadir
[00:43.810] Terkunci dalam darah yang mengalir getir
[00:47.200] Meletus
[00:48.320] Menjadi perayaan dalam kelam yang bersulang
[00:51.190] Meluap dalam keranda penuh belati yang menancap tulang
[00:55.160] Remuk
[00:56.320] Tak ada lagi yang bisa dicerna dari hari-hari tanpa renjana
[01:02.700] 
[01:04.830] Terbit sang fajar pun tak ubahnya kekacauan yang menyilaukan
[01:08.750] Gemerlap yang sama sekali tak kuinginkan
[01:11.410] Menggelapkan sadar yang tersisa dari segala yang bisa disaksikan mata
[01:17.420] Namun apa daya
[01:19.040] Katamu aku bukan lagi cahaya
[01:21.500] Aku bukan lagi alasanmu menapaki dunia
[01:25.040] Kau pergi dalam sesak penuh tanya
[01:27.420] Sebelum aku bisa menawarkan manis untuk setiap lara yang kau derita
[01:32.870] Simpuh
[01:34.810] Tak berhenti aku meminta untuk kembali kau beri rasa
[01:38.230] Doa-doa telah meracau menunggu ampunan dosa yang justru membuatmu kian jauh
[01:43.820] Tak tersentuh, luruh, menyisakan separuh
[01:48.430] Dengan jantung yang kehilangan darah menuju pembuluh
[01:51.910] Mengucur
[01:53.340] Sebagai penanda jalan untuk kau kembali
[01:56.480] Menjadi irama yang selama ini menghidupi denyut nadi
[02:01.500] Telak
[02:02.580] Menusuk dan mengoyak
[02:04.480] Menjadi kuasa di kehampaan yang tak terendus bahagia
[02:08.160] Dengan batin bersikukuh, kelak engkau akan luluh
[02:13.040] Maka
[02:14.290] Sebelum akhirnya segala tentangku hanya bisa kau kenang sebatas nama
[02:19.650] Ingat lagi singgasana yang pernah kau tempati sebagai permaisuri di istana yang kita Bangun selama ratusan hari
[02:27.610] Datanglah
[02:29.290] Walau merupa duri yang menambah darah
[02:31.650] Walau menjelma buih yang mengorek nanah
[02:34.930] Kau akan tetap aku sambut dengan perayaan paling meriah
[02:41.730] ♪
[02:56.620] Dengarkanlah
[03:02.040] Pesan lara yang kunyanyikan dalam keheningan
[03:08.480] Berharap sampai ke sana
[03:19.780] ♪
[03:45.040] Tak kan lelah menanti
[03:49.080] Menunggu datang hari
[03:53.140] Kita bersua lagi
[03:57.140] Merayakan patah hati
[04:01.190] Tak kan lelah menanti
[04:05.090] Menunggu datang hari
[04:09.050] Kita bersua lagi
[04:13.040] Merayakan patah hati
[04:17.610]
文本歌词
作词 : Moch Boniex Nurwega/Wira Setianagara
作曲 : Moch Boniex Nurwega/Wira Setianagara
Telah meranggas sekujur badan setelah kau tinggalkan, tak tersisa
Ditelantarkannya mimpi dan rencana ke sepanjang jalan yang tak dilalui lagi berdua
Dengan sesal yang masih menghias pusara
Pemakaman jiwa yang pernah kau hidupkan
Sekumpulan kecewa dari hal-hal yang kita janjikan
Musnah
Terukir dalam batin yang mengais hadir
Terkunci dalam darah yang mengalir getir
Meletus
Menjadi perayaan dalam kelam yang bersulang
Meluap dalam keranda penuh belati yang menancap tulang
Remuk
Tak ada lagi yang bisa dicerna dari hari-hari tanpa renjana
 
Terbit sang fajar pun tak ubahnya kekacauan yang menyilaukan
Gemerlap yang sama sekali tak kuinginkan
Menggelapkan sadar yang tersisa dari segala yang bisa disaksikan mata
Namun apa daya
Katamu aku bukan lagi cahaya
Aku bukan lagi alasanmu menapaki dunia
Kau pergi dalam sesak penuh tanya
Sebelum aku bisa menawarkan manis untuk setiap lara yang kau derita
Simpuh
Tak berhenti aku meminta untuk kembali kau beri rasa
Doa-doa telah meracau menunggu ampunan dosa yang justru membuatmu kian jauh
Tak tersentuh, luruh, menyisakan separuh
Dengan jantung yang kehilangan darah menuju pembuluh
Mengucur
Sebagai penanda jalan untuk kau kembali
Menjadi irama yang selama ini menghidupi denyut nadi
Telak
Menusuk dan mengoyak
Menjadi kuasa di kehampaan yang tak terendus bahagia
Dengan batin bersikukuh, kelak engkau akan luluh
Maka
Sebelum akhirnya segala tentangku hanya bisa kau kenang sebatas nama
Ingat lagi singgasana yang pernah kau tempati sebagai permaisuri di istana yang kita Bangun selama ratusan hari
Datanglah
Walau merupa duri yang menambah darah
Walau menjelma buih yang mengorek nanah
Kau akan tetap aku sambut dengan perayaan paling meriah

Dengarkanlah
Pesan lara yang kunyanyikan dalam keheningan
Berharap sampai ke sana

Tak kan lelah menanti
Menunggu datang hari
Kita bersua lagi
Merayakan patah hati
Tak kan lelah menanti
Menunggu datang hari
Kita bersua lagi
Merayakan patah hati